"Agama adalah Candu", mantra purba yang dilontarkan kaum anti agama terhadap komunitas agama, dan konotasinya Kristen. Zaman bergulir..... Mantra baru muncul >> "Pecandu Agama", dan kali ini dialamatkan kpd komunitas Muslim. Entah siapa yg memulai, tapi dari segi semantika, nampaknya menarik juga.
"Agama adalah Candu" konotasinya, dia membuat otak nge-play ^_^ sehingga tidak berfungsi normal.
"Pecandu Agama", kelompok yang menggemari agama sehingga dia ketagihan. Kalimat ini bisa disejajarkan dengan pecandu bola, pecandu catur, pecandu narkoba, pecandu perempuan, dll.
Conclussion:
Mantra pertama: "Agama adalah Candu" konotasinya lebih banyak negatif sebagaimana negatifnya candu [kecuali sedikit manfaat yg ada, umpamanya "nge-play" ^_^ selebihnya: bonyok ^_^
Mantra ke dua: "Pecandu Agama" dia lebih berimbang, bisa konotasi positif, bisa konotasi negatif.
Dulu orang Arab diledek sebagai kaum "ummi" [buta huruf/tak punya guru/ibu/ummi], tapi bukan penolakan yg dilakukan, melainkan "Redifinisi" dari kata "ummi" sehingga dia menjadi sesuatu yg membanggakan.
>> buta huruf gpp, tapi kan itu kans untuk belajar langsung ke Sang Sumber Ilmu
Orang terpelajar yg sebelumnya mengolok2 akhirnya berbalik harus belajar ke "ummi". Istilah Nabi yang Ummidi Quran merupakan ungkapan kebanggaan, walaupun sebelumnya merupakan bahan olok2.
Para "Pecandu Agama", perlukah mereka berterima kasih dengan pelabel itu?
Juga bisakah memberi makna baru tentang kata "pecandu" sehingga menjadikan sesuatu yg membanggakan? [kompas]
0 komentar:
Posting Komentar