Ternyata ada hewan unik langka yaitu penyu berhidung babi yang populasinya telah menurun tajam selama 30 tahun terakhir.
Reptil unik ini telah menjadi ikon konservasi internasional, karena itu tidak memiliki kerabat dekat dan dianggap sebagai penyu yang paling disesuaikan dengan hidupnya, yaitu di bawah air yang biasa berada pada kolam air tawar dan sungai.
"Penyu berhidung babi ini dianggap unik dan tidak biasa di antara spesies air tawar kura-kura dalam banyak aspek, ekologi morfologi dan perilaku mereka berbeda," kata Carla Eisemberg dari University of Canberra, Australia seperti dikutip BBC Nature, Jumat (8/7/2011).
Namun, permintaan untuk telur dan daging penyu jenis ini di salah satu rumah utama penyu, di Papua Nugini, telah menyebabkan spesies ini secara dramatis dikonsumsi oleh masyarakat adat dan ini memungkinkan kepunahan pada populasi penyu jenis ini .
"penyu berhidung babi ini dianggap unik dan tidak biasa di antara spesies air tawar kura-kura dalam banyak aspek, ekologi morfologi dan perilaku mereka berbeda," kata Carla Eisemberg dari University of Canberra, Australia seperti dikutip BBC Nature, Jumat (8/7/2011).
Sebagai contoh, embrio penyu berhidung babi menjadi laki-laki atau perempuan tergantung pada suhu tanah telur dimana mereka diletakkan, sementara embrio berkembang penuh dapat menunda penetasan mereka.
Penyu berhidung babi juga menarik perhatian bagi para ilmuwan karena posisinya yang unik pada silsilah keluarga penyu. Ini adalah satu-satunya keluarga penyu yang tetap bertahan dan disebut dengan Carettochelyidae, dan memiliki distribusi global terbatas, yang hanya ditemukan di utara Australia dan Papua Nugini.
"konservasi berencana untuk menyimpan penyu sangat dibutuhkan dan jika diterapkan, akan memakan waktu beberapa dekade untuk penyu berhidung babi untuk memulihkan populasinya. Tapi rencana ini harus dibuat secara sensitif, karena beberapa masyarakat adat yang tinggal di habitat penyu berhidung babi sering mengandalkan protein dari reptil tersebut untuk bertahan hidup," ujar para ilmuwan
0 komentar:
Posting Komentar